Senin, 11 November 2013

IPSMArt and Fun

Organisasi Pemuda Dan Wanita serta Sumpah Pemuda

13. Organisasi Pemuda dan Wanita
    Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo. Organisasi ini berdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakasai oleh dr. Satiman Wirjosandjojo(ketua),Kadaman,Sunardi atau Wongsonegoro(wakil ketua),Sutomo(sekretaris),Muslich,Musodo, dan Abdul rachman. Mereka mufakat untuk mendirikan organisasi kepemudaaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura. Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan utama (sakti,budhi,bakti).
    Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di Surabaya. Dalam rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan sebuah majalah yaag juga diberi nama Tri Koro Dharmo. Berikut ini Tujuan Tri Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya.
  • Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan , diantara pemuda Jawa,Sunda,Madura,Bali dan Lombok.
  • Kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indoesia-an. Keanggotannya terbatas pada para pemuda Jawa,Sunda,Madura,Bali dan Lombok.
Tri Koro Dharmo memiliki asas-asas seperti berikut.
  •  Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus perguruan kejuruan.
  • Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
  • Membangkitkan dan mempertajam  bahasa dan budaya Indonesia.
Pada tahun 1918 lewat kongresnya yang pertama di Solo,nama Tri Koro Dharmo diubah menjadi Jong Java. Hal ini dimaksudkan agar para pemuda di luar pulau Jawa yang tata sosialnya berlandaskan budaya Jawa akan m au berkisar pada masalah memasuki Jong Java. Kegiatan Jong Java berkisar pada masalah-masalah sosial dan kebudayaan.
* Jong Sumatranen Bond
     Sejalan dengan lahirnya organisasi pemuda seperti Jong Java,pada 9 Desember 1917 berdiri organisasi yang bernama Jong Sumatranen Bond. Organisasi ini di bentuk oleh para pelajar yang berasal dari Sumatera. Salah satu tokoh Jong Sumatranen Bond adalah Mohammad Yamin.
   Tujuan Jong Sumatranen Bond :
1. Mempererat ikatan persaudaraan antara pemuda pelajar Sumatera dan membangkitkan perasaan bahwa mereka dipanggil menjadi pemimpin dan pendidik bangsanya.
2. Membangkitkan perhatian anggota-anggotanya dan orang luar untuk menghargai adat istiadat,seni,bahasa,kerajinan,pertanian dan sejarah Sumatera.
   Untuk mencapai tujuan itu dilakukan usaha-usaha :
1. Menghilangkan adanya perasaan prasangka etnis di kalangan orang-
   orang Sumatera.                                                
2. Memperkuat perasaan saling membantu.
3. Bersama-sama mengangkat derajat penduduk Sumatera dengan alat propoganda,kursus,ceramah-ceramah,dan sebagainya.
  organisasi kepemudaan lainnya yang bersifat kedaerahan banyak bermunculan seperti Pasundan,Jong Minahasa,Jong Batak,Jong Ambon (1918),Jong Celebes (1919), Timorees Ver Bond, PPPI (Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia),Pemuda Sunda atau Sekar Rukun (1920).
   Disamping Gerakan Para Pemuda, kaum wanita juga tak mau ketinggalan. Pergerakan wanita di pelopori oleh R.A.Kartini dari Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini. Perkumpulan wanita yang didirikan sebelum tahun 1920 antara lain Putri Mardika yang didirikan atas bantuan Budi Utomo. Putri Mardika adalah Organisasi keputrian tertua dan merupakan bagian dari Budi Utomo. Pekumpulan ini bertujuan untuk memajukan pengajaran terhadap anak-anak perempuan dengan cara memberi penerangan dan bantuan dana,mempertinggi sikap yang merdeka dan melenyapkan tindakan malu-malu yang melampaui batas. Kegiatannya antara lain memberikan basiswa dan menerbitkan majalah bulanan. Tokoh-tokohnya adalah R.A.Sabarudin,R.A.Sutinah Joyopranoto,R.R.Rukmini dan Sadikun Tondokusomo.
  Perkumpulan Kautamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di Tasikmalaya,lalu pada tahun 1916 di Sumedang,Cianjur,dan tahun 1917 di Ciamis,menyusul di Cicurug tahun 1918. Tokoh Kautamaan Istri yang terkenal adalah Raden Dewi Sartika,seorang pengajar Kautamaan Istri di tanah Pasundan.
       Di Yogyakarta pada tahun 1912 didirikan perkumpulan wanita yang bernafaskan islam dengan nama Sopo Tresna,yang kemudian pada tahun 1914 menjadi bagian wanita dari Muhammadiyah dengan nama Aisyah. Aisyah didirikan pada tanggal 22 April 1917 oleh Nyai H.Siti Walidah Ahmad Dahlan.kegiatan utamanya berupa memajukan pendidikan dan keagamaan. Di Yogyakarta selain Aisyah juga ada perkumpulan wanita yang bernama Wanita Utomo,yang mulai memasukkan perempuan kedalam kegiatan dasar pekerjaan kearah emansipasi.
        Disamping R.A.Kartini dan Dewi Sartika,masih terdapat seorang tokoh wanita yaitu Ibu maria Walanda Maramis dari Minahasa. Beliau mendirikan perkumpulan yang bernama Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) pada tahun 1917. PIKAT dalam kegiatannya mendirikan Sekolah Kepandaian Putri.
  Foto R.A.Kartini


Foto Dewi Sartika


Foto Maria Walanda Maramis


Dalam perkembangannya,perkumpulan-perkumpulan itu melaksanakan kongres yang dikenal dengan 'Kongres Perempuan Indonesia'
14. Sumpah Pemuda
  Sumpah pemuda tidak lepas dari PPPI. PPPI 
mendapat dukungan dari sejumlah organisasi kepemudaan seperti Jong Java, Jong sumatranen Bond,Jong Ambon,Sekar Rukun,Jong Minahasa,Jong Batak, dan Jong Islamienten Bond dengan penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya,yaitu Persatuan Indonesia.
    Para pemuda menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan. Pada tanggal 15 November 1925 membentuk panitia Kongres Pemuda I, yang bertugas menyusun tujuan kongres. Pelaksanaan kongres I mulai tanggal 30 April-2 Mei 1926.
   Tujuannya adalah membentuk badan Sentral,memajukan paham persatuan kebangsaan,dan mempererat hubungan di antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan. Mengenai usulan fusi untuk semua perkumpulan pemuda, tidak ada keputusan.
   Setelah berlangsungnya Kongres pertama, para pemuda semakin bergerak untuk menindaklanjuti dengan melakukan kongres berikutnya. Oleh karena iru, setelah di awali pertemuan pendahuluan (3  Mei dan 12 Agustus 1928) terbentuklah susunan Panitia :
Ketua: Sugondo Joyopuspito (dari PPPI)
Wakil Ketua: Djoko Marsaid (dari Jong Java)
Sekretaris: Mohammad Yamin (dari Jong Sumatranen Bond)
Bendahara: Amir Syarifudin (dari Jong Batak)
Pembantu: Djohan Tjain, Kotjo Sungkono, Senduk(Jong Celebes), J.Leimena (Jong Ambon) dan Rohjani (Betawi).
  Maksud dan Tujuan Kongres Pemuda II :
  • Hendak melahirkan cita-cita semua perkumpulan pemuda Indonesia.
  • Membicarakan maalah-masalah tentang pergerakan pemuda Indonesia.
  •  Memperkuat perasaan kebangsaan Indonesia dan memperteguh Persatuan Indonesia.
        Kongres Pemuda II selain dihadiri oleh utusan Organisasi muda,juga dihadiri oleh Organisasi orang dewasa,perorangan,anggota Volksraad,pers,dan sebagainya. Jumlah yang hadir kira-kira 750 orang. dan diawali ketat oleh polisi-polisi Belanda.
   Kongres pemuda II berlansung sejak tanggal 27 Oktober 1928 dan berakhir  tanggal 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda II diadakan  sebanyak tiga kali rapat.
  • Rapat pertama, di gedung Katolik Jonglingen Bond  di Waterloopein.
  • Rapat Kedua, tanggal 28 Oktober pagi, di gedung Oost Java Bioscoop, di Koningsplein Noord
  • Rapat Ketiga, tanggal 28 Oktober malam, di gedung indonesisch Clubhuis di Jl. Kramat Raya 106 Jakarta.
         Di ruang utama gedung Indonesische Clubhuis (rumah perkumpulan Indonesia), yang sejak tanggal 20 Mei 1974 ditetapkan sebagai gedung Sumpah Pemuda, Sugondo Joyopuspito membacakan hasi keputusan Kongres(Mail Report No.1066x/28 No.J/302-Eigenhandig) sebagai berikut.


      Kongres menetapkan Ikrar/Sumpah Pemuda yang selanjutnya menjadi landasan perjuangan untuk mencapai Indonesia Merdeka. Pada malam itu juga,untuk pertama kali diperdengarkan lagu Indonesia Raya oleh Wage Rudolf Supratman.
Foto Wage Rudolf Supratman


   Sebagai tindak lanjut dari Sumpah Pemuda 1928,pada tanggal 24-28 Desember 1928 di Yogyakarta,disepakati pembentukan Komisi Besar Indonesia Muda (KBIM). Tugas Komisi ini adalah mempersiapkan terbentuknya satu wadah bagi semua pemuda Indonesia. Hasil kerjanya terlihat dalam Kongres pemuda di Surakarta pada tanggal 31 Desember 1936 yang berhasil membentuk Organisasi Indonesia Muda (IM),merupakan fusi (peleburan) dari berbagai Organisasi Pemuda di Indonesia. Asas IM adalah Kebangsaan Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan Indonesia Raya. Anggota IM dilarang bekerja sama dengan pemerintah Belanda (bersifat nonkooperatif).